Minggu, 30 Oktober 2011

Selalu ada Nikmat

Suatu hari, saat pengajian aku memberikan materi tentang Syukur. Setelah ceremonial kajian selesai, aku meminta adek-adek mentorku untuk menyiapkan selembar kertas dan alat tulis. Aku meminta mereka menulis sebanyak-banyaknya hal-hal apa saja yang membuat mereka senang dalam hidup ini. Dikala anak-anak yang lain termasuk adek mentorku pada saat itu menuliskan hal-hal yang membuat mereka senang adalah yang “konvensional”  bagi remaja Islam seperti memiliki iman Islam, memiliki panca indera dan organ tubuh yang lengkap, kesehatan yang prima, keluarga yang harmonis, rejeki yang lapang, teman-teman yang selalu mendukung, ada satu poin yang tidak dapat aku lupa dari nikmat yang dimiliki dek wiji, yaitu bisa mengaji. Ya …., pada umumnya memang anak-anak, remaja atau pemuda yang ada di Bangkalan sudah dapat mengaji sejak mereka kecil atau paling lambat TK sampai SD kelas 1, tapi untuk kasus dek wiji aku juga heran awal mula begabung di kelompok pengajian ini, dia benar-benar tidak dapat mengaji dengan baik dan benar. Jadi ketika awal mengaji, tilawah adek-adek mentor tidak satu halaman seperti biasanya, tapi setengah halaman Al-Qur`an standar, ini untuk menghormati keterbatasan dek wiji. Subhanalloh, setelah sekian lama ikut pengajian, kurang lebih hampir setahun lamanya, dek wiji sudah dapat mengaji dengan lancar. Dan hal ini merupakan anugrah yang basar baginya, dan tidak cepat difahami oleh kami semua. Subhanalloh, aku seakan tersentil oleh ungkapan dek wiji ini, dikala bisa mengaji merupakan hal yang biasa, tidak istimewa bagi kebanyakan orang, tapi tidak dengan dek wiji. Hal yang ia syukuri dan paling berbekas adalah ia bisa mengaji seperti layaknya seorang muslim.
Selamat untukmu, dek. Ternyata kau lebih peka daripada kami akan nikmat Alloh yang selalu punya andil terhadap setiap keberhasilan dan kegagalan yang selalu hadir dalam kehidupan kita. Engkau telah memahami dengan benar bahwa tidak ada yang sia-sia apapun yang telah Alloh ciptakan untuk kita. Barokalloh, istiqomah dalam ISLAM meskipun sekolahmu semakin jauh dari rumahmu, dan kau hanya diirngi oleh sepeda pancalmu.

mmm...catatan ini untuk mengingat apa yang telah kau ajarkan pada kakakmu ini tentang makna syukur yang menadalam, terimakasih ya ukhty ... :)
wiji dkk, aku rinddu kalian semua.... :)

0 komentar:

Posting Komentar

perkataan yang baik adalah keindahanmu :)